9.11.2008

Apa Kata Kaos Oblong


Asal katanya adalah “shirt”. Kata imbuhan “T”, konon dikarenakan oleh bentuknya yang menyerupai huruf “T”. Maka jadilah “T-shirt”.

Di Indonesia, kata “T-shirt” diterjemahkan menjadi “kaos oblong”. Terjemahan ini pun tidak terlepas dari sejarah perjalanan kaos itu sendiri. Dalam Kamus Indonesia-Inggris Hassan Shadily (1997) menyamakatakan “kaos oblong” dengan kata “kaos dalam”, “singlet”, dan “undershirt”.

Sejarah T-Shirt
Dulu benda ini yang tidak jelas siapa penemunya ini hanya dipakai sebagai pakaian dalam oleh kaum pria. Ketika itu warna dan bentuknya (model) itu-itu melulu. Maksudnya, benda itu berwarna putih, dan belum ada variasi ukuran, kerah dan lingkar lengan.

T-shirt alias kaos oblong ini mulai dipopulerkan sewaktu dipakai oleh Marlon Brando pada tahun 1947, yaitu ketika ia memerankan tokoh Stanley Kowalsky dalam pentas teater dengan lakon “A Street Named Desire” karya Tenesse William di Broadway, AS. T-shirt berwarna abu-abu yang dikenakannya begitu pas dan lekat di tubuh Brando, serta sesuai dengan karakter tokoh yang diperankannya. Pada waktu itu penontong langsung berdecak kagum dan terpaku. Meski demikian, ada juga penonton yang protes, yang beranggapan bahwa pemakaian kaos oblong tersebut termasuk kurang ajar dan pemberontakan. Tak pelak, muncullah polemik seputar kaos oblong.


Polemik yang terjadi yakni, sebagian kalangan menilai pemakaian kaos oblong – undershirt – sebagai busana luar adalah tidak sopan dan tidak beretika. Namun di kalangan lainnya, terutama anak muda pasca pentas teater tahun 1947 itu, justru dilanda demam kaos oblong, bahkan menganggap benda ini sebagai lambang kebebasan anak muda. Dan, bagi anak muda itu, kaos oblong bukan semata-mada suatu mode atau tren, melainkan merupakan bagian dari keseharian mereka.

Polemik tersebut selanjutnya justru menaikkan publisitas dan popularitas kaos oblong dalam percaturan mode. Akibatnya pula, beberapa perusahaan konveksi mulai bersemangat memproduksi benda itu, walaupun semula mereka meragukan prospek bisnis kaos oblong. Mereka mengembangkan kaos oblong dengan pelbagai bentuk dan warna serta memproduksinya secara besar-besaran. Citra kaos oblong semakin menanjak lagi manakala Marlon Brando sendiri – dengan berkaos oblong yang dipadu dengan celana jins dan jaket kulit – menjadi bintang iklan produk tersebut.

Mungkin, dikarenakan oleh maraknya polemik dan mewabahnya demam kaos oblong di kalangan masyarakat, pada tahun 1961 sebuah organisasi yang menamakan dirinya “Underwear Institute” (Lembaga Baju Dalam) menuntut agar kaos oblong diakui sebagai baju sopan seperti halnya baju-baju lainnya. Mereka mengatakan, kaos oblong juga merupakan karya busana yang telah menjadi bagian budaya mode.

Demam kaos oblong yang melumat seluruh benua Amerika dan Eropa pun terjadi sekita tahun 1961 itu. Apalagi ketika aktor James Dean mengenakan kaos oblong dalam film “Rebel Without A Cause”, sehingga eksistensi kaos oblong semakin kukuh dalam kehidupan di sana.

Di Indonesia, konon, masuknya benda ini karena dibawa oleh orang-orang Belanda. Namun ketika itu perkembangannya tidak pesat, sebab benda ini mempunyai nilai gengsi tingkat tinggi, dan di Indonesia teknologi pemintalannya belum maju. Akibatnya benda ini termasuk barang mahal.

Namun demikian, kaos oblong baru menampakkan perkembangan yang signifikan hingga merambah ke segenap pelosok pedesaan sekitar awal tahun 1970. Ketika itu wujudnya masih konvensional. Berwana putih, bahan katun-halus-tipis, melekat ketat di badan dan hanya untuk kaum pria. Beberapa merek yang terkenal waktu itu adalah Swan dan 77. Ada juga merek Cabe Rawit, Kembang Manggis, dan lain-lain.

Selanjutnya, tidak hanya di Amerika dan Eropa, di Indonesia pun kaos oblong sudah menjadi media berekspresi. Kaos oblong yang berwarna putih itu diberi gambar vinyet, dan waktu itu sempat menjadi tren/mode di kalangan anak muda Indonesia, tapi tidak lama. Berikutnya vinyet digeser oleh tulisan-tulisan yang berwarna-warni. Tekniknya sepeprti sablon. Selain itu, ada juga gambar-gambar koboi, orang-orang berambut gondrong, dan lain-lain. Warna bahan kaos oblong pun sudah semarak, yaitu merah, hitam, biru kuning. Dan, tren kaos oblong rupa-rupanya direkam pula oleh Kartunis GM Sudarta melalui tokoh Om Pasikom dan kemenakannya dengan tajuk “Generasi Kaos Oblong”

(Harian Kompas, 14 Januari 1978).
Oleh : Agustinus Wahyono
Sumber : www.kaos-oblong.blogspot.com

9.05.2008

DESAIN GRAFIS = TREND BISNIS SEPANJANG MASA


Setuju nggak dengan judul di atas? Semakin kreatif semakin kita banyak duit! JANGAN BIARKAN YANG TAK MAMPU ANDA KERJAKAN MENGHALANGI APA YANG MAMPU ANDA KERJAKAN!
Promosikan identitas Anda dan ciptakan terus kreatifitas Anda. Untuk membantu ide selalu segar coba deh bikin ATM POS* pribadi di rumah anda..
Bahan-bahan promosi atau biasa disebut Point of Sale Materials (POS materials) mempunyai bentuk-bentuk yang beragam, diantaranya:

LEAFLET (selebaran)
Lembaran kertas cetak yang dilipat menjadi dua halaman atau lebih.

FOLDER
Lembaran bahan cetakan yang dilipat menjadi dua seperti map atau buku agar mudah dibawa. Atau bisa juga dilipat dengan gaya concertina sehingga membentuk beberapa halaman terpisah tanpa perlu dipotong. Alasan perlunya folder agar mudah dimasukkan ke dalam amplop untuk diposkan atau dimasukkan ke dalam saku.

BROSUR (booklet)
Bahan cetakan yang terdiri dari beberapa halaman yang dijilid sehingga menyerupai buku.

KATALOG
Sejenis brosur yang berisi rincian jenis produk/layanan usaha dan kadang-kadang dilengkapi dengan gambar-gambar. Ukurannya bermacam-macam mulai dari sebesar saku sampai sebesar buku telepon, tergantung keperluan bisnisnya.


KARTU POS
Publisitas yang bermanfaat, bisa didapat dengan menghadiahkan kepada para pelanggan/konsumen dalam bentuk kartupos (post card) yang menarik. Hal ini sudah umum dilakukan oleh managemen hotel, maskapai penerbangan, dan cafe-cafe. Biasanya konsumen menyukainya dan bahkan banyak yang mengkoleksinya.

ALAT TULIS MENULIS
Amplop, kop surat, ballpoint, yang ditempatkan di kamar hotel, yang berfungsi bukan hanya sebagai service dari hotel tersebut tetapi termasuk POS materials, karena terdapat nama produk atau jasa lengkap dengan alamat dan nomor telepon.

SISIPAN (STUFLER)
Leaflet yang disisipkan atau ditempatkan di dalam kotak kemasan suatu produk, yang biasanya berupa penjelasan penggunaan produk tersebut, atau produk-produk lain yang diproduksi oleh perusahaan yang sama.

HANGING MOBILE
Sebuah alat pajangan yang bergerak apabila terkena angin, penempatannya dengan cara digantung. Biasanya berupa gambar dari produk tersebut atau identitas lain tentang produk tersebut. Bisa dalam bentuk 2 dimensi atau 3 dimensi.

WOBLER
Merupakan alat pajangan yang cara penempatannya ditempel dinding atau di rak penjualan dengan menggunakan plastik mica atau bahan sejenis, sehingga gambar menjadi lentur dan bergerak. Biasanya dalam bentuk 2 dimensi.

SELF TALKER
Media cetak yang mempromosikan suatu produk dengan cara penempatan langsung di rak tempat produk tersebut berada.

FLAG CHAIN
Rangkaian bendera kecil dengan menampilkan gambar produk, merek, slogan, atau gabungan dari semua itu. Bahan yang digunakan bisa dari kertas, plastik, PVC, atau bahan yang sejenis.

POSTER
Poster bergambar dan full color biasanya dipakai sebagai dekorasi ruangan untuk ditempel di dinding, pintu, jendela toko, atau dinding ruang pamer.

STICKER
Merupakan bahan promosi yang paling banyak dan sering digunakan oleh perusahaan-perusahaan untuk mempromosikan produknya, karena sifatnya yang sangat fleksibel. Bisa ditempel dimana saja. Dan kadang-kadang sticker mempunyai nilai kebanggaan tersendiri bagi si pemasangnya (konsumen).

KOTAK DISPENSER
Mempunyai kaitan dengan leaflet atau brosur, karena dipakai sebagai tempat barang-barang tersebut. Biasanya terbuat dari acrylic, straw board, atau kayu triplek. Bisa juga untuk produk-produk dengan kemasan yang praktis, seperti rokok, permen, dll.

MODEL
Model disini lebih cenderung berfungsi sebagai hiasan atau pajangan dan biasanya dalam bentuk miniatur. Biasa digunakan oleh biro-biro perjalanan atau perusahaan penerbangan, misalnya model pesawat terbang atau kapal laut dalam bentuk mini.

BENTUK LAINNYA
Jam, asbak, korek, gantungan kunci, kalender, T-Shirt, topi, Payung, dll.

*(ATM POS : Amati Tiru Modifikasi - Point of Sale = etalase semua hasil karya orang lain untuk anda tiru / tapi inget jangan menjiplak total hasil karya orang lain biar nggak kena pasal 44 atau sekarang pasal 72)